Sabtu, 22 September 2007

Salahkah Jika Muslim Merasa Paling Benar?

Saya pribadi tidak merasa keberatan jika ada pihak yang merasa dirinya paling bener, entah dia Kristen, Yahudi bahkan penyembah Setan sekalipun, toh kalau dia merasa yakin apa yang dianutnya, kenapa kita yang kepusingan? Bukankah iman sebenarnya ialah iman yang yang total? Jika fenomena paling benar ini dihubungkan dengan keberagamaan segolongan orang, maka orang tersebut yakin 100% bahwa agama yang mereka anut dan sirat yang mereka tempuh ialah yang benar, yang lain salah/sesat dan kafir!

Saya rasa situasi seperti ini mencerminkan kejujuran, ketegasan dan sikap tidak munafik. Orang seperti ini tidak mau plintat-plintut dan tidak sungkan-sungkan menyatakan apa yang mereka yakini; ‘Isyhadu Bi Anna Muslimin!”. Lantas, kenapa pula harus di protes dan dipaksa untuk sama?

Sebagian rekan dari mazhab Liberal Indonesia (Ulil dkk) sering melontarkan kritik kepada kaum Muslim yang tidak ingin bermuka dua dalam beragama, bagi mereka golongan Muslim seperti ini tidak toleran dan tidak peka terhadap keragamaan iman yang ada di RI. Melihat kondisi Indonesia yang sarat akan keragamaan maka sudah sewajarnya, berbagai pihak tidak boleh mengklaim diri paling benar. Karena nantinya akan timbul ketidak harmonisan bagi hubungan lintas iman.

Ini repot, karena kadar keyakinan tiap orang terhadap imannya dipaksa berkurang hanya karena alasan keragamaan. Logika seperti ini bagi saya sungguh tidak ilmiah, karena tidak ada rujukan baik dari sisi teologi maupun historis Islam, bahwa seorang Muslim harus mengakui kebenaran agama lain hanya alasan keragamaan dan perbedaan iman. Lantas kawan-kawan dari mazhab Liberal ini mendapat masukan dan ide dari mana untuk ber- istimbat begini?

Kalau kita melihat sejarah hubungan antar Islam dan agama lain, maka tidak sekalipun kita temui peperangan terjadi dikarenakan umat agama lain tidak mengakui kebenaran agama umat Islam, atau sebaliknya. Namun motif ekonomi, politik dan self-defense lah yang memicunya.

Contohnya pada perang antara kaum Muslim dengan kaum Yahudi, apakah mereka berperang dikarenakan motif atas sikap yang tidak mau mengakui kebenaran pihak lain dan tidak peka keragamaan?

Tentu ashabul liberal tahu, pemicu terjadinya perang antara kaum Muslim dengan bani Qainuqa, Nadhir dan Qurayzah bukan dikarenakan umat Islam merasa paling benar atau sebaliknya umat Yahudi paling benar. Namun adanya pengkhianatan, tikam dari belakang dan pembatalan sepihak piagam Madinah yang mereka sepakati bersama.

Dan perang Salib pun terjadi, bukan karena motif klaim kebenaran, namun karena serbuan-serbuan klan Seljuk pada daerah-daerah kekesairan Byzantium (Romawi Timur), yang kemudian Kaisar Alexus Comnenus meminta bantuan Paus Urbanus II. Kaisar itu meminta bantuan Romawi Barat dari ancaman agresi bani Seljuk. Dan tak lupa agenda tersembunyi Paus saat itu yang ingin menyatukan gereja Yunani – Romawi. Dus, terjadilah darmawisata berdarah prajurit Salib dari dunia Barat ketanah kelahiran para nabi(dunia Timur) dan perang akbar yang berlangsung selama hitungan abad antara dunia timur vs dunia barat. Dan tragedi ini terjadi bukan KARENA KLAIM KEBENARAN.

Dan jikalau ditinjau dari sisi teologi Islam, maka anda tidak akan temukan satu ayatpun yang menyerukan umat Islam untuk mengakui kebenaran agama lain, pula mewajibkan perang terhadap mereka yang tidak seiman jika menolak mengakui kebenaran Islam!

Bahkan al Qur’an dengan tegas mengatakan Kafirlah bagi mereka yang mengatakan Isa ibn Maryam adalah Allah SWT;

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [Al Maa'idah : 72]


Begitupun kafir bagi mereka yang mengatakan Allah SWT adalah salah satu oknum trinitas;

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. [Al Maa'idah : 72]


Begitupun murka Allah SWT terhadap bani Israil yang hobi merubah-rubah firman Allah SWT dan membubuhi kebohongan:

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui. [Al Baqarah 75]

Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga [Al Baqarah : 78]


Dus, telah jelas mana jalan yang lurus dan sesat:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…[Al Baqarah : 256]


Maka gagasan semua agama sama-sama membawa kebenaran yang dipropagandakan Ashbul JIL sama sekali tidak membawa manfaat apa-apa. Kecuali hanya menciptakan situasi yang mengada-ada dan menjadi mesin produktif untuk mencetak manusia-manusia bermuka dua.

Dan sudah seharusnya umat Islam menolak mengakui kebenaran maghddubi alaihim (orang-orang yang Allah murkai = Yahudi) dan dhallin (orang-orang yang sesat = Nasrani).


Wa Akhirul Kallam, Wassallam Mu Alikum Warrahmatullahi Wabbarakatuhhu...


mei(1998)



Karena kami makan akar, dan terigu menumpuk di gudangmu...
Karena kami hidup berhimpitan dan ruangmu berlebihan...
maka kita bukan sekutu.

Karena kami kucel dan kamu gemerlapan...
Karena kami sumpek dan kamu mengunci pintu...
maka kami mencurigaimu.

Karena kami terlantar di jalan dan kamu memiliki semua keteduhan...
Karena kami kebanjiran dan kamu berpesta di kapal pesiar...
maka kami tidak menyukaimu...
........
Karena kami dibungkam dan kamu nrocos bicara...
Karena kami diancam dan kamu memaksakan kuasamu...
maka kami bilang TIDAK padamu.

Karena kami tidak boleh memilih dan kamu bebas berencana...
Karena kami cuma bersandal dan kamu bebas memakai senapan...
Karena kami harus sopan dan kamu punya penjara ...
maka TIDAK dan TIDAK kepadamu.

Karena kami arus kali dan kamu batu tanpa hati ...
maka air akan mengikis batu.





w.s rendra